FITOKIMIA
Mawar merupakan komoditas hortikultura yang
bernilai ekonomi tinggi dan banyak diminati konsumen serta dapat dibudidayakan
secara komersial. Mawar mempunyai nilai ekonomi yang penting sebagai bunga
potong dan bahan baku minyak bunga yang
digunakan industri parfum.
Tanaman mawar biasanya dipropagasi secara
konvensional. Pemuliaan tanaman mawar secara konvensional menghasilkan ribuan hibrida
dan kultivar
yang sebagian besar merupakan bunga ganda dengan daun mahkota berlapis hasil mutasi benang sari
menjadi daun mahkota tambahan. Mawar hibrida atau kultivar sebagian besar
dibuat untuk dinikmati bunganya di taman-taman. Para pemulia mawar abad ke-20
berlomba-lomba dengan ukuran dan warna untuk menghasilkan bunga-bunga besar dan
menarik serta berbau harum (atau tanpa bau),
padahal mawar liar atau mawar zaman dulu justru sangat berbau harum.
Hal inilah yang mendorong teknik kultur in vitro
menjadi alternatif karena tidak memiliki ketergantungan terhadap musim karena
dilakukan di ruang tertutup, daya multiplikasi tinggi, dan dapat menghasilkan
tanaman yang bebas bakteri dan cendawan. Kultur jaringan adalah suatu metode
untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang
ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat
memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali. Teknik ini dilakukan
dengan menggunakan salah satu bagian tanaman mawar yang digunakan sebagai eksplan (jaringan, organ,
embrio, sel tunggal, protoplas, dan sebagainya) dan ditanam pada media
bernutrisi secara aseptis. Media tersebut
mengandung berbagai konsentrasi hormon untuk mendukung pertumbuhan eksplan yang
diinginkan.Adapun yang menjadi dasar kultur jaringan ini adalah teori
totipotensi.
Parfum (minyak wangi) dibuat dari minyak mawar yang
merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang diperoleh dari proses
penyulingan dan penguapan lumatan daun-daun mahkota. Teknik penyulingan mawar
berasal dari Persia
yang menyebar ke Arab dan India. Minyak mawar terdiri
dari geraniol beraroma wangi yang mempunyai rumus kimia C10H18O
dengan rumus bangun CH3.C[CH3]:CH.CH2.CH2.C[CH3]:CH.CH2OH
dan l-sitronelol; serta rose
camphor (parafin tanpa bau).
Senyawa
geraniol merupakan penyusun utama dari beberapa minyak atsiri, seperti minyak
sereh, mawar, ketumbar, ylang-ylang, dan neroli. Berupa cairan tidak berwarna
(kuning pucat) pada suhu kamar dan berbau menyenangkan. Bersifat mudah larut
dalam alkohol, eter, dan tidak larut dalam air. Geraniol digunakan untuk
parfum, bahan dasar pembuatan ester misalnya geraniol asetat yang banyak
digunakan sebagai zat pewangi (Guenther, 2006).
Ekstraksi
minyak atsiri pada bunga mawar, yaitu:
Bunga
mawar (mawar tabur merah, mawar tabur putih, American Beauty dan mawar merah
Holland) yang masih segar dan sehat dimasukkan kedalam larutan heksana dengan
perbandingan 1:2 (b/v), diaduk secara manual sebanyak 3-4 kali dan biarkan
selama 12 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, ekstrak bunga disaring untuk
memperoleh filtrat. Filtrat yang mengandung minyak bunga mawar dievaporasi
dengan evaporator vakum pada suhu 35-40 0C untuk memisahkan minyak
mawar yang masih bercampur dengan fraksi lilin (concrete) dan pealrut (heksana).
Concrete hasil evaporasi diekstraksi dengan pelarut alkohol absolut pada suhu
50-60 0C. kemudian dilakukan penyaringan untuk memisahkan fraksi
lilin dengan larutan minyak mawar dala alkohol. Proses ekstraksi dan
penyaringan ini dilakukan secara berulang-ulang hingga larutan mendekati
jernih. Agar larutan minyak mawar dalam alkohol bebas fraksi lilin, larutan tersebut
didinginkan pada suhu 0-10 0C selama 1 hari, agar lilin yang masih
tersisa mengendap kemudian dilakukan penyaringan secara berulang-ulang hingga
larutan menjadi jernih. Larutan jernih yang diperoleh disebut absolut mawar
yang berupa minyak sebagai bahan baku parfum atau kosmetika.
Proses
ekstraksi bunga mawar segar dari beberapa jenis mawar (mawar tabur merah, mawar
tabur putih, America Beauty dan mawar merah Holland) menghasilkan concrete
antara 0.08-0,14% dengan rendemen absolut mencapai 0,04-0,06%. Rendemen concrete
dan absolute tertinggi terdapat pada jenis mawar American Beauty, yaitu
mencapai 0,14 dan 0,06%. Namun demikian, absolut mawar tabor mempunyai indeks
bias cenderung lebih besar (1,38-1,47) daripada indeks bias mawar American
Beauty dan mawar Holland. Indeks bias absolut tertinggi tampak pada jenis mawar
putih tabur, yaitu mencapai 1,45-1,47.
Hasil
analisis kimiawi pada absolut mawar dengan cara kromatografi gas menunjukkan
bahwa komponen penyusun absolut mawar yang teridentifikasi berbeda menurut
jenis mawar. Komponennya adalah senyawa-senyawa
fenil etil alkohol, sitronellol, geraniol, metal eugenol, Ī±-pinena dan Ī²-pinana.
Pada mawar merah tabur, mawar putih tabur, dan mawar merah lokal(Holland),
komponen penyusun absolut yang utama adalah fenil etil alkohol, sitronellol dan
geraniol dan kandungan tertinggi tampak
pada mawar merah lokal (sitronellol=27,23% dan geraniol= 16,18%). Pada mawar
American Beauty terdapat senyawa metil eugenol yang juga mendominasi komponen
penyusun absolut mawar.