Rabu, 11 Juli 2018

 

FITOKIMIA

 
Mawar merupakan komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak diminati konsumen serta dapat dibudidayakan secara komersial. Mawar mempunyai nilai ekonomi yang penting sebagai bunga potong dan bahan baku minyak bunga yang digunakan industri parfum.
Tanaman mawar biasanya dipropagasi secara konvensional. Pemuliaan tanaman mawar secara konvensional menghasilkan ribuan hibrida dan kultivar yang sebagian besar merupakan bunga ganda dengan daun mahkota berlapis hasil mutasi benang sari menjadi daun mahkota tambahan. Mawar hibrida atau kultivar sebagian besar dibuat untuk dinikmati bunganya di taman-taman. Para pemulia mawar abad ke-20 berlomba-lomba dengan ukuran dan warna untuk menghasilkan bunga-bunga besar dan menarik serta berbau harum (atau tanpa bau), padahal mawar liar atau mawar zaman dulu justru sangat berbau harum.
Hal inilah yang mendorong teknik kultur in vitro menjadi alternatif karena tidak memiliki ketergantungan terhadap musim karena dilakukan di ruang tertutup, daya multiplikasi tinggi, dan dapat menghasilkan tanaman yang bebas bakteri dan cendawan. Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan salah satu bagian tanaman mawar yang digunakan sebagai eksplan (jaringan, organ, embrio, sel tunggal, protoplas, dan sebagainya) dan ditanam pada media bernutrisi secara aseptis. Media tersebut mengandung berbagai konsentrasi hormon untuk mendukung pertumbuhan eksplan yang diinginkan.Adapun yang menjadi dasar kultur jaringan ini adalah teori totipotensi.
Parfum (minyak wangi) dibuat dari minyak mawar yang merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang diperoleh dari proses penyulingan dan penguapan lumatan daun-daun mahkota. Teknik penyulingan mawar berasal dari Persia yang menyebar ke Arab dan India. Minyak mawar terdiri dari geraniol beraroma wangi yang mempunyai rumus kimia C10H18O dengan rumus bangun CH3.C[CH3]:CH.CH2.CH2.C[CH3]:CH.CH2OH dan l-sitronelol; serta rose camphor (parafin tanpa bau).

 
Senyawa geraniol merupakan penyusun utama dari beberapa minyak atsiri, seperti minyak sereh, mawar, ketumbar, ylang-ylang, dan neroli. Berupa cairan tidak berwarna (kuning pucat) pada suhu kamar dan berbau menyenangkan. Bersifat mudah larut dalam alkohol, eter, dan tidak larut dalam air. Geraniol digunakan untuk parfum, bahan dasar pembuatan ester misalnya geraniol asetat yang banyak digunakan sebagai zat pewangi (Guenther, 2006).
Ekstraksi minyak atsiri pada bunga mawar, yaitu:
Bunga mawar (mawar tabur merah, mawar tabur putih, American Beauty dan mawar merah Holland) yang masih segar dan sehat dimasukkan kedalam larutan heksana dengan perbandingan 1:2 (b/v), diaduk secara manual sebanyak 3-4 kali dan biarkan selama 12 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, ekstrak bunga disaring untuk memperoleh filtrat. Filtrat yang mengandung minyak bunga mawar dievaporasi dengan evaporator vakum pada suhu 35-40 0C untuk memisahkan minyak mawar yang masih bercampur dengan fraksi lilin (concrete) dan pealrut (heksana). Concrete hasil evaporasi diekstraksi dengan pelarut alkohol absolut pada suhu 50-60 0C. kemudian dilakukan penyaringan untuk memisahkan fraksi lilin dengan larutan minyak mawar dala alkohol. Proses ekstraksi dan penyaringan ini dilakukan secara berulang-ulang hingga larutan mendekati jernih. Agar larutan minyak mawar dalam alkohol bebas fraksi lilin, larutan tersebut didinginkan pada suhu 0-10 0C selama 1 hari, agar lilin yang masih tersisa mengendap kemudian dilakukan penyaringan secara berulang-ulang hingga larutan menjadi jernih. Larutan jernih yang diperoleh disebut absolut mawar yang berupa minyak sebagai bahan baku parfum atau kosmetika.
Proses ekstraksi bunga mawar segar dari beberapa jenis mawar (mawar tabur merah, mawar tabur putih, America Beauty dan mawar merah Holland) menghasilkan concrete antara 0.08-0,14% dengan rendemen absolut mencapai 0,04-0,06%. Rendemen concrete dan absolute tertinggi terdapat pada jenis mawar American Beauty, yaitu mencapai 0,14 dan 0,06%. Namun demikian, absolut mawar tabor mempunyai indeks bias cenderung lebih besar (1,38-1,47) daripada indeks bias mawar American Beauty dan mawar Holland. Indeks bias absolut tertinggi tampak pada jenis mawar putih tabur, yaitu mencapai 1,45-1,47.
Hasil analisis kimiawi pada absolut mawar dengan cara kromatografi gas menunjukkan bahwa komponen penyusun absolut mawar yang teridentifikasi berbeda menurut jenis  mawar. Komponennya adalah senyawa-senyawa fenil etil alkohol, sitronellol, geraniol, metal eugenol, Ī±-pinena dan Ī²-pinana. Pada mawar merah tabur, mawar putih tabur, dan mawar merah lokal(Holland), komponen penyusun absolut yang utama adalah fenil etil alkohol, sitronellol dan geraniol dan kandungan tertinggi  tampak pada mawar merah lokal (sitronellol=27,23% dan geraniol= 16,18%). Pada mawar American Beauty terdapat senyawa metil eugenol yang juga mendominasi komponen penyusun absolut mawar.

Health-Related Quality of Life of Patients with HPV-Related Cancers in Indonesia Didik Setiawan, PhD1,2,*, Arrum Dusaļ¬tri, BPharm2, Gi...