Senin, 31 Desember 2018

IMUNOLOGI Reaksi Antigen-Antibodi

Reaksi Antigen-Antibodi


1. Bagaimana metode reaksi antigen-antibodi secara in-vitro?
Reaksi antigen-antibodi secara in-vitro atau yang dikenal juga dengan metode serology adalah metode yang dilakukan untuk mendiagnosis suatu penyakit dan untuk melakukan identifikasi serta kuantisasi dari suatu antigen dan antibodi.

2. Bagaimanakah caranya untuk menemukan titer antibodi di dalam serum?
Cara untuk menemukan titer antibodi di dalam serum dapat dilakukan dengan melakukan suatu pengukuran dengan antigen yang sudah diketahui. Titer tersebut dapat digunakan untuk melakukan diagnosa atau pre-diagnosa terhadap suatu penyakit. Misalnya saja peningkatan titer dari suatu antibodi pada plasma di bagian tertentu dapat menunjukkan adanya indikasi suatu penyakit.

3. Untuk apakah titer antibodi itu diketahui?
Titer antibodi perlu diketahui untuk keperluan melakukan diagnosa ataupun pra-diagnose suatu penyakit. Misalnya saja peningkatan titer dari suatu antibodi pada plasma di bagian tertentu dapat menunjukkan adanya indikasi suatu penyakit.

4. Hal-hal apakah yang memengaruhi ikatan antara antigen dengan antibodi?
Ikatan atara antigen dengan antibodi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, pH, kadar garam, dan temperatur. pH memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan ikatan. Pada pH yang cenderung asam, ikatan antara antigen-antibodi cenderung lemah, sedangkan pada pH yang agak basa ikatan antara antigen dan antibodi cenderung lebih kuat. Temperatur juga memiliki peranan yang penting, terdapat temperature tertentu yang menjadikan interaksi antara antigen-antibodi menjadi lebih kuat.

5. Apakah agglutinin, lysinine, precipitations, dan antitoxins?
  • Aglutinin adalah antibodi yang dapat menggabungkan antigen selular menjadi gumpalan-gumpalan.
  • Lysinine adalah antibodi yang dapat mengakibatkan disolusi dari membrane sel.
  • Presipitin adalah antibodi yang dapat menghasilkan endapan dari antigen yang sudah terlarut.
  • Antitoxin adalah antibodi yang dapat menetralisasi toksin.

6. Untuk apakah reaksi aglutinasi itu?
Reaksi aglutinasi dilakukan untuk mendeteksi, mengkuantisasi, dan menghitung antigen seluler. Aglutinin merupakan antibodi yang menggumpalkan (aglutinasi) suatu antigen. Aglutinin bereaksi dengan antigen selular, seperti bakteri, sel darah putih, sel darah merah, dan semua antigen lain yang berbentuk sel.

7. Apakah yang dimaksud opsonisasi itu?
Opsonisasi adalah meningkatnya kemampuan suatu antigen untuk terfagositosis. Ketika sel asing berikatan dengan suatu antibodi yang sesuai, maka mereka akan terkumpul bersama-sama kemudian membesar sampai cukup besar untuk dibedakan.

8. Mengapa aglutinasi dapat timbul? berikanlah gambar skemanya!
Peristiwa aglutinasi timbul karena antibodi bersifat bivalen. Antibodi tersebut memiliki dua daerah penggabungan dengan antigen. Dua daerah perikatan antara antibodi dengan daerah ikatan yang banyak pada antigen akan menimbulkan kristalisasi, yang dapat mengakibatkan ukuran kompleks menjadi semakin membesar.



9. Bagaimana cara kita melihat ada tidaknya reaksi aglutinasi?
Aglutinasi dapat dilihat secara langsung pada tube reaksi antara antigen dan antibodi. Selain itu, proses aglutinasi juga dapat dilihat di slide mikroskop.

10. Apakah slide agglutination itu?
Pengamatan proses aglutinasi suatu antigen oleh antibodi dengan melihatnya menggunakan slide mikroskop. Slide yang mengandung bakteri dan serum antibodi akan terlihat seperti terdapat gumpalan-gumpalan.

11. Apakah widal test? Untuk apakah test tersebut?
Salah satu cara untuk melihat adanya reaksi aglutinasi adalah dengan melakukan uji Widal. Uji Widal biasanya digunakan untuk melakukan diagnose terhadap tifus. Pada tes ini, jumlah antibodi dalam serum pasien dihitung dengan menambahkan sejumlah antigen berupa bakteri Salmonella typhi ke dalam serum secara seri. Setelah diinkubasi beberapa waktu, tube reaksi kemudian diamati untuk melihat proses aglutinasi yang terjadi.

12. Bagaimanakah terjadinya hemolisis? Bagaimana bedanya dengan bakteriolisis?
Perisitwa terjadinya lisis umumnya disebabkan oleh karena adanya aktivitas suatu kompelemen. Aktivitas kompelemen mengakibatkan naiknya aktivitas esterase sehingga mengakibatkan kerusakan membrane sel antigen. Pada kasus sel darah merah, hal tersebut menyebabkan hemolisis. Hemolisis merupakan fenomena yang biasa ditemukan dalam compelement fixation test. Sama juga halnya dengan sel bakteri, pada kondisi tertentu juga dapat mengalami peristiwa immune lysis. Lysis yang seperti ini disebut juga bakteriolisis.

13. Ceritakanlah tentang precipitation secara lebih terperinci lagi, dan berikanlah gambar ‘curve precipitation’.
Presipitasi terjadi pada antigen yang terlarut. Ketika antigen yang terlarut mengalami kontak dengan antibodi yang spesifik, mereka mengalami agreagsi, sehingga akan terjadi pengendapan. Jika grafik diplotkan, perbandingan antara jumlah antigen dengan antibodi akan menghasilkan grafik sebagai berikut:



14. Apakah yang dimaksud zone of antibody excess dan apakah zone antigen excess serta apakah zone of equivalent?
  • Zone of antibody excess adalah kondisi ketika konsentrasi antigen sangat rendah dibandingkan jumlah antibodi. Dalam kondisi ini, proses pembentukan kompleks tetap terjadi, tetapi endapan tetap dalam jumlah sedikit dan terdapat pada supernatant.
  • Zone of equivalent adalah kondisi ketika konsentrasi antigen mulai meningkat dan mulai terbentuk endapan akibat terbentuknya Kristal oleh reaksi antigen dengan antibodi.
  • Zone of excess antigen adalah ketika jumlah antigen banyak tetapi antibodi sedikit. Akibatnya proses presipitasi tidak berjalan dengan sempurna. Pada kondisi tertentu, ini dapat menyebabkan penyakit pada manusia yang disebut dengan serum sickness.


15. Apakah pengertian pro-zone dan post-zone?
Pro-zone adalah daerah ketika konsentrasi antigen sangat rendah, sedangkan konsentrasi antibodi banyak yang akan membentuk formasi komplek, akan tetapi endapan antigen-antibodi tetap berada di supernatan dan presipitasi mulai meningkat. Post-zone adalah daerah dimana konsentrasi antigen sangat tinggi, sedangkan konsentrasi antibodi menurun (rendah) dan presipitasi menurun.

16. Dengan metode apa saja reaksi presipitasi dapat dilihat?
Proses presipitasi dapat diamati pada tabung reaksi melalui metode immuno diffusion. Ke dalam tube dimasukkan sejumlah antiserum dan antigen dimasukkan ke atasnya. Setelah beberapa waktu, akan terlihat lapisan seperti garis endapan pada permukaan reagen yang digunakan. Reaksi ini disebut juga ring test.

17. Apa saja perbedaan garis presipitasi yang terbentuk antara identity, nonidentity, dan parsial identity?
Nonidentity ditandai oleh garis pengendapan saling bersilangan. Partial identity ditandai dengan terbetnuknya spur formation, mengindikasikan adanya reaksi silang antigen. Pada reaksi identity, lapisan membentuk dua lapisan chevron.

18. Apakah perbedaan antara immune diffusion dengan immune electrophoresis, serta radial immune diffusion?
Immune diffusion adalah metode yang digunakan untuk memisahkan antigen dengan menggunakan presipitasi, sehingga memebentuk seperti lapisan cincin. Immune electrophoresis adalah pemisahan antigen yang tercampur secara kompleks dengan menggunakan elektroforesis. Radial immunodfiffusion merupakan variasi dari uji immunodiffusion yang dapat menghasilkan penghitungan jumlah antigen.

19. Apakah countor-immunoelectrophoresis itu?
Metode ini pertama kali digunakan untuk mendeteksi antigen hepatitits. Teknik countor-immunoelectrophoresis secara umum sangat mirip dengan metdoe difusi berganda, tetapi dengan menggunakan arus listrik yang lebih kuat. Arus listrik ini dapat mempercepat presipitasi antigen dan memperbesar daerah presipitasi sehingga mudah terlihat.

20. Apakah Schick test itu?
Schick test merupakan test yang digunakan untuk menguji keberadaan antibodi untuk toksin difteri. Pada kondisi ada antibodi, seharusnya tidak terjadi reaksi. Hasil test yang positif ditandai oleh tidak ditemukannya antibodi.

21. Apakah neutralization test itu?
Neutralization test adalah tes untuk mendetaksi antitoksin secara netralisasi in vitro. Contohnya adalah serum yang mengandung antitoksin dicampur dengan toksik secara in vitro. Kemudian setelah beberapa menit, campuran tersebut diinjeksikan kepada hewan percobaan, maka hewan tersebut akan mempunyai pertahanan terhadap efek toksik tersebut.

22. Apakah yang dimaksud VDRL? Apa kegunaan tes tersebut?
VDRL adalah Venereal Disease Research Laboratory. Tes tersebut bertujuan untuk diagnosis sifilis dengan menggunakan antigen heterophile yang merupakan gabungan antara antigen spirochete sifilis dengan antigen hati sapi.

23. Bagaimana cara melakukan flocculation test itu.
Flocculation test dilakukan dengan cara melakukan VDRL dengan menggunakan antigen heterophile yang merupakan gabungan antara antigen spirochete sifilis dengan antigen hati sapi. Antigen yang digunakan bersifat water-insoluble cardiolipin yang jika terdapat kehadiran substansi yang menyerupai antibodi pada serum dari penderita sifilis akan membentuk agregat-agregat. Tes flocculation test dapat dilakukan pada glass slide atau pada commercialy available cards melalui tes RPR (Rapid Plasma Reagin).

24. Buatlah gambar skematik serta jelaskan cara membuat radial-immunodiffusion, immuno-electrophoresis, dan counter-immunoelectrophoresis!
  • Radial-immunodiffusion. Dengan menggunakan agar-coated slide, agar tersebut digabungkan dengan antibodi. Jika sampel serum diletakkan pada well di agar maka sampel antibodi akan membentuk halo of precipitate yang akan berdifusi melalu agar dan encounter antibodi. Diameter dari halo of precipitate berkorelasi dengan konsentrasi antibodi pada sampel.
  • Immuno-electrophoresis. Antigen a dan serta antigen b dan c masing-masing ditaruh pada titik yang berbeda, tetapi sejajar satu sama lain. Kemudian melakukan elektroforesis selama 60 menit. Setelah itu diberikan antiserum terhadap antigen a,b, dan c. Setelah itu melakukan immunodifusi selama 24 jam pada suhu 24°C. Kemudian akan terjadi migrasi pada antigen.
  • Counter-immunoelectrophoresis. Antigen dan antibodi ditaruh pada well dan elektris telah dipersiapkan. Pada buffer yang cocok, maka antigen yang bermuatan negatif akan bergerak mengarah ke anoda, sedangkan antibodi tanpa muatan akan bergerak ke arah yang berlawanan.

Prosedur immuno-diffusion

IMUNOLOGI Sistem Komplemen

Sistem Komplemen


1. Apa yang dimaksud dengan komplemen?
Kompelemen adalah sistem enzimatik dari protein yang diaktivasi oleh berbagai reaksi antigen dan antibodi dan memiliki peranan yang penting dalam peristiwa hemolisis dan bakteriolisis. Kompelemen juga berperan penting dalam beberapa proses lain seperti fagositosis, opsonisasi, kemotaksis, dan sitolisis. Kompelemen terdiri dari sistem dari 11 protein yang ditemukan dlam konsentrasi yang berbeda-beda dalam serum.

2. Sebutkan peranan komplemen dalam reaksi biologis!
Komplemen dalam reaksi biologis memiliki peranan sebagai: (1) kemotaksis (C5a adalah kemotaktik untuk makrofag dan polimorph); (2) opsonisasi dan aktivasi sel (C3a dan C5a dapat mengaktivasi sel mast dan basofil, dan C3b penting untuk opsonisasi); (3) melisiskan sel target; (4) memprimerkan respon imun adaptif (kompleks imun mengikat C3b akan sangat efisien dalam memprimerkan sel B); (5) dapat membunuh mikroorganisme secara langsung (sistem membran attack complex berdampak langsung membunuh bakteri dan virus enveloped).

3. Sebutkan penyusun activation of complement!
Sistem komplemen tersusun dari dua puluh macam protein yang terdapat dalam plasma dan cairan tubuh lainnya. Komponen utama dari sistem komplemen terbagi atas Sembilan komponen protein, yakni dari C1 – C9. Protein-protein ini berperan besar dalam proses fagositosis dan kompleks imun lainnya. Aktivasi dari komplemen dapat berlangsung dalam dua jalur utama, yakni Classical pathway dan Alternative pathway. 

4. Terdiri dari apa saja sistem komplemen?
Suatu sistem komplemen terdiri dari fragmen-fragmen komplemen (C1-C9) dimana masing-masing fragmen tersebut memiliki fungsi biologisnya masing-masing. Selain itu, suatu system komplemen terdiri dari reseptor komplemen (CR1-CR4) yang dapat berikatan dengan fragmen dan membentuk suatu reaksi. Anafilatoksin juga merupakan bagian dari system komplemen yang merupakn suatu peptida komplemen dapat menyebabkan sel mast mengalami degranulasi dan kontraksi otot halus. Dalam system komplemen juga terdapat enzim-enzim yang dapat merubah dan menstimulasi pemecahan fragmen-fragmen komplemen, dan membrane attack complex (MAC) yang dapat memberikan dampak langsung terhadap bakteri dan virus.

5. Apa manfaat sistem komplemen?
Sistem komplemen merupakan pusat dari perkembangan reaksi inflammatory dan salah satu bentuk dari system imunitas atau pertahanan tubuh. Komplemen bertujuan untuk melabelkan patogen dan zat-zat toksik yang terdapat dalam tubuh untuk segera dieliminasi dari dalam tubuh.

6. Kelas immunoglobulin apa saja yang dapat mengaktifkan sistem komplemen?
Imunoglobulin-G (IgG) dan immunoglobulin-M (IgM)

7. Bagian struktur immunoglobulin apa yang berperanan dalam hal aktivasi sistem komplemen?
Perbedaan struktur Fc dari tiap kelas immunoglobulin menyebabkan hanya IgG dan IgM saja yang mampu berikatan dengan C1.

8. Bagaimana dengan subkelas IgG, apakah mempunyai kemampuan yang sama dalam mengaktifkan sistem komplemen?
IgG1 dan IgG3 dapat berikatan secara baik dengan komplemen, IgG2 sederhana, dan IgG4 tidak dapat berikatan dengan baik.

9. Jelaskan mengenai komponen komplemen yang pertama (C1)!
C1 adalah molekul protein dengan berat molekul 750 kDa yang terdiri atas satu subkomponen C1q, dua subkomponen C1r, dan dua subkomponen C1s. C1q, C1r, C1s ini membentuk C1 kompleks yang bergantung pada ketersediaan Ca2+. C1q memiliki konsentrasi dalam serum sekitar 100-200 Ī¼g/ml, dengan berat molekul 400 kDa, memiliki thermoability, dan terdapat dalam gamma globulin pada saat dilakukan immunoelectrophoresis. 



10. Berapa macam immunoglobulin yang diperlukan untuk mengaktifkan sistem komplemen?
Setidaknya dua dari subunit pengikatan-Ig (Ig binding subunit) yang tersusun dari rantai peptida harus berikatan dengan situs CH2 immunoglobulin untuk mengaktivasi C1q.

11. Jelaskan mekanisme aktivasi komplemen classical pathway pada gambar berikut!



Mekanisme rekasi pada classical pathway yakni, C1 teraktivasi saat berikatan dengan kompleks antigen-antibodi. C1 yang telah teraktivasi akan merangsang pembelahan C2, menjadi C2a dan C2b, serta pembelahan C4, menjadi C4a dan C4b. C2b dan C4b bergabung dan membentuk senyawa protease yang dikenal sebagai C3-convertase. C3-convertase ini kemudian berperan dalam pembelahan C3 menjadi C3a dan C3b. C3a berperan dalam reaksi inflamasi karena mampu merangsang pelepasan histamine dari sel mast. C3b dapat menjadi C3-convertase dengan bantuan Factor D dan Factor B ataupun C3b berikatan dengan dinding sel bakteri, dimana sel fagosit memiliki kemampuan pengenalan terhadap situs C3b, hal ini disebut opsonization.

12 Mekanisme alternative pathway dapat diaktifkan oleh apa saja?
Alternative pathway dapat dipicu oleh dinding sel polisakarida, seperti endotoxin dari bakteri dan zymosan dari yeast.

13. Apakah yang dimaksud dengan anaphylatoxin?
Anaphylatoxin merupakan senyawa yang dilepaskan oleh C3a dan C5a. Senyawa ini dapat memberikan stimulasi pada sel mast untuk melepaskan histamine, histamine berperan dalam meningkatkan permeabilitas pembuluh dan kontraksi otot polos.

14. Apakah yang dimaksud dengan immune adherence?
Immune adherence adalah proses pengikatan kompleks antibodi-antigen, kompleks antibodi-bakteri, atau partikel lain yang membawa C3b dan C4b, dengan sel ekspresi reseptor komplemen satu (Complement Reseptor 1 [CR1] expressing cells). 

15. Ceritakan tentang kemampuan biologis pada C3a dan C5a!
C3a dan C5a berperan dalam inflamasi (inflammation) hal ini berkaitan dengan keduanya yang mampu melepas senyawa kimia, anaphylatoxin, yang merangsang sel mast untuk melepaskan histamine. Selain itu, C5a juga memiliki peranan sebagai chemoattractant bagi sel fagosit.

16. Apakah yang dimaksud dengan chemotaxis?
Kemotaksis (Chemotaxis) adalah sebuah proses dimana suatu senyawa kimia menyebabkan perubahan arah dan orientasi dari pergerakan suatu sel. Kemotaksis dinyatakan positif jika pergerakan sel menuju arah asal zat kimia, dan sebaliknya. 

17. Apa saja komponen pada komplemen dalam reaksi alternative pathway?
Komponen komplemen terutama dalam reaksi “alternative pathway” adalah C3. Hal ini karena C3 dengan bantuan C3-convertase menjadi C3a yang berperan dalam inflamasi dan C3b yang berperan dalam opsonization dan pembentukan C5-convertase. Selain C3 komponen penting komplemen lainnya berupa Faktor D, Faktor B, C5, properdin, C6-C9.

18. Jelaskan yang dimaksud dengan jalur alternatif!

  • Antibodi tidak perlu berperan sebagai mekanisme pemicu.
  • Faktor inisiasi berupa properdin.
  • Properdin mengaktivasi faktor D.
  • Faktor D mengaktivasi C3 melalui proses pembelahan produk faktor B, sebanding dengan C2.
  • C3 merupakan protein utama yang berperan, sama halnya dengan jalur biasa.
  • C3 berfungsi sebagai donor B pada sistem properdin dan meningkatkan proses aktivasi, sementara C3b menghambat aktivasi.
19.Jelaskan mekanisme aktivasi komplemen alternative pathway pada gambar berikut!


Mekanisme tentang proses aktivasi komplemen melalui jalur alternatif yakni,  jalur alternatif biasanya terpicu oleh adanya polisakarida berupa endotoksin. Endotoksin mengaktifkan C3 convertase yang akan mengaktifkan C3 melalui rangakaian proses. Endotoksin mengaktifkan properdin. Properdin akan mengaktifkan faktor D. Faktor D bersama dengan ion Mg2+ akan mengaktifkan aktivator C3, yaitu C3bB

20. Jelaskan peranan sistem kompelemen pada sistem pertahanan!
Dalam sistem pertahanan, kompelemen berperan dalam proses:
  • Sitolisis. Komplemen sistem yang lengkap akan mengakibatkan kerusakan membrane sel bakteri. Pada bakteri gram negative, kerusakan membrane dapat mengakibatkan bacteriolysis dengan bantuan dari enzim lysozyme .
  • Adherensi C3b. C3b memiliki peranan dalam membantu proses fagositosis dari mikroorganisme setelah proses aktivasi kompelemen melalui jalur alternative. C3b mengakibatkan makrofag dapat mengenali antigen. Setelah proses fagositosis, C3b akan mengaktifkan pengeluaran enzim lisozyme.
  • Immunoconglutinin. Proses ini dilakukan dengan melakukan aglutinasi dari sejumlah kompleks kecil yang tertempel oleh C3, sehingga dapat dikenali oleh fagosit.
  • Inflamasi. Aktivasi sistem kompelemen akan mengakibatkan beberapa bentuk respons, misalnya adalah timbulnya inflamasi.
21. Jelaskan pengertian the cascade method of complement action?

  • Antibodi menempel dengan determinan dari antigen pada membran sel.
  • Komponen kompelemen C1 menempel pada antibodi. C1 mengenali antibodi dan mengaktifkan sistem.
  • Komponen C1 berikatan dengan C2 dan C4. Kompleks ini berikatan dengan permukaan sel dan melepaskan C-kinin. Proses ini diikuti dengan pembengkakan jaringan.
  • Kompleks C4 dan C2 memproduksi tryptic convertase yang mengaktivasi C3. C3 terbagi menjadi C3a dan C3b. C3b bergabung dengan C4b dan C2a untuk mengaktifkan permukaan sel.
  • C3 bergabung dengan sel mast dan menghasilkan histamine.
  • C3 yang menempel pada permukaan sel mengaktifkan C5, C6, dan C7 kemundian membentuk kompleks dan akan berfungsi untuk menarik sel darah merah sebanyak mungkin.
  • C8 dan C9 menyerang makromolekul dan mempercepat kerusakan sel melalui lisis.


22. Jelaskan hubungan reaksi antigen-antibodi dengan sistem komplemen?
Hubungan antara anigen-antibodi dengan system komplemen adalah: (1) hanya permukaan yang berikatan dengan antibody IgG dan IgM yang dapat mengaktifkan komplemen (activator komplemen); (2) sel B yang belum matang secara langsung mengikat partikel luar melalui rsesptor sel B yang mengenali antigen spesifik pada partikel, dan melalui CR2 mengenali C3d – ini adalah co-ligasi yang menstimulasi pematangan sel B yang selanjutnya akan bermigrasi ke organ limfoid; (3) organ limfoid akan menangkap antigen melalui fragmen C3 dan menggunakan hal ini untuk memilih aktivasi sel B yang benar dan mengubahnya ke pematangan dan proliferasi selanjutnya.

23. Bagaimana pembentukan komplemen dalam tubuh?
(a) Jalur klasik. Jalur ini diinisiasi oleh antibody yang terikat pada permukaan sel target (antigen). Kompleks imunnya mengandung IgM, IgG1, IgG2, dan IgG3. (b) Jalur alternatif. Jalur ini dijelaskan pada tahun 1950. Jalur ini menyediakan mekanisme antibody bebas untuk aktivasi komplemen pada permukaan patogen. Jadi pada system ini terlibat C3 dan faktor B, D, P, H, dan I yang akan berinteraksi di sekitar permukaan permukaan activator untuk membantuk jalur ini. (d) Jalur lectin. Jalur aktivasi komplemen ini diinisiasi oleh mannan binding lectin yang akan memotong jalur klasik.

24. Jelaskan sejarah istilah dari komplemen!
Jules J. Border merupakan orang yang pertama kali menemukan sistem kompelemen, tetapi baru dinamai kompelemen oleh Paul Eldrich. Sistem tersebut diberi nama kompelemen dikarenakan bekerja secara kompelementer dengan respons imun antibodi, setelah terjadi reaksi spesifik antigen-antibodi.

25. Sebutkan reaksi akhir dari aktivasi sistem komplemen!
Reaksi yang terjadi adalah proses rangkaian reaksi yang mengakibatkan peristiwa sitolisis tanpa adanya proses pengikatan terhadap antibodi. Hasil akhir dari aktivasi sistem kompelemen adalah penghancuran sel.
26. Bagaimana mekanisme kerja complement fixation test?
Pertama, serum diisolasi dalam hal ini serum dari Guinea-pig. Kemudian dalam serum diberikan antigen yang ingin diuji-cobakan (antigen of interest). Terakhir serum tersebut diberikan sel darah merah domba (Sheep red blood cells; sRBCs). Jika dalam serum terdapat antibodi terhadap antigen yang diberikan, maka pada saat antigen diberikan akan terbentuk kompleks antigen-antibodi dan menghabiskan complement protein sehingga tidak terjadi lisis pada sRBCs. Tetapi jika tidak ada antibodi terhadap antigen yang dimasukan, maka kompleks antibody-sRBCs akan dilisis oleh complement protein.

IMUNOLOGI Respon Imun Humoral

Respon Imun Humoral


1. Sebutkan kelas antibodi yang dibentuk bila antigen diberikan lewat suntikan dan lewat mukosa!
Saat antigen diintroduksi dalam tubuh via membran mukosa dan suntikan akan membantu proses produksi dari antibody IgM dan IgG.

2. Bagaimana dengan IgA dan IgE?
Pemaparan antigen terhadap transmukosa akan menstimulasi produksi dari antibody IgA dan/atau antibody IgE dalam kondisi in situ.

3. Jelaskan mengenai The Primary Response Immune!
Saat vertebrata yang secara imunologi kompeten di introduksi terhadap suatu antigen untuk pertama kalinya, maka respon imun primer akan muncul. Dalam jangka waktu 24-48 jam pertama, stimulasi terhadap antigen pertama kali tidak dideteksi antibody, antibodi akan muncul dalam plasma tergantung dengan kesensitifan deteksi. Umumnya antibodi (sebagian besar terdiri dari IgM) dapat terdeteksi saat 4-5 hari setelah antigenik menyerang. Saat hari ke 6--7, antibodi IgG dapat dideteksi (mempunyai titre yang lebih tinggi). Biasanya IgM berkurang sebelum IgG mencapai puncaknya (umumnya saat hari ke 14-15). Setelah IgG sampai pada puncaknya, jumlah antibodi total akan mulai berkurang dan tidak terdeteksi lagi sampai 30-40 hari setelah penyerangan antigen.

4. Jelaskan juga mengenai The Secondary Response Immune!
Pemaparan kedua (booster) terhadap antigen akan berujung pada perkembangan terhadap respon imunitas sekunder. Pada awalnya, produksi dari IgM akan berlangsung dengan lambat, tetapi fase IgM pada saat ini bila dibandingkan dengan respo primer berlangsung lebih cepat. Peningkatan IgG dalam respon sekunder juga mengalami akselerasi dan mencapai jumlah yang lebih tinggi dengan waktu bertahan lebih lama jika dibandingkan dengan respon primer. Selain itu, respon ini juga secara alternative disebut sebagai respon anamneutic (anamnesia = remembrance) karena sistem lymphoid yang memiliki kemampuan untuk “mengingat” sejak kontak pertamanya dengan antigen.

5. Apakah yang dimaksud dengan adjuvants? Jelaskan tentang zat ini!
Adjuvants adalah campuran atau senyawa yang dapat menstimulasi pertambahan antibodi saat bercampur dengan substansi antigenik. Selain itu, adjuvants tidak perlu bersifat antigenik. Adjuvants umumnya bekerja dengan cara menurunkan jumlah antigen, menurunkan penyerapan antigen, dan mendorong infiltrasi dari sel inflammatory seperti, makrofag masuk ke dalam antigen. Contoh dari adjuvant antara lain:
  • Freund’s Complete Adjuvant terdiri dari campuran minyak mineral dengan Myobacteria yang telah mati kemudian diemulsikan dengan antigen pada aqueous base.
  • Freund’s Incomplete Adjuvant memiliki komposisi yang sama seperti complete adjuvant tetapi tidak mengandung Myobacteria dan jugga umumnya kurang efisien dibandingkan complete adjuvant.
  • Calcium Alginate Adjuvant (Algivant) merupakan campuran atas 6% sodium alginat dan antigen yang dimasukkan ke depot yang diinginkan kemudian diikuti dengan penyuntikan Ca2+ (biasanya digunakan Calcium Gluconate) pada situs pengendapan antigen, yang kemudian menghasilkan pengendapan dengan cepat antigen dalam matriks gel kalsium alginat yang tidak dapat larut.
  • Alum Precipitates yang merupakan cairan antigen dicampur dengan larutan alum aqueous. pH kemudian diatur untuk mengendapkan antigen yang disuntikkan. Pada banyak kasus, dosis tunggal antigen ketika disuntikkan sebagai campuran antigen-adjuvant dapat memunculkan baik respon primer maupun respon sekunder sedangkan pada dosis antigen yang sama yang diberikan tanpa adjuvant hanya dapat memberikan respon primer.
  • Laevo-Tetramisole (Laevomisole, Decaris) Laevo-isomer dari tetramisole merupakan agen anthelminthic yang efektif untuk menyerang infeksi nematoda pada manusia dan mamalia domestik.

6. Ceritakan tentang aspek-aspek selularnya pada respons imun humoral!
Sel-sel utama yang berperan dalam sintesis antibody dan immunoglobulin secara morfologi merupakan anggota dari plasmacytic series.Selain itu, definisi limfosit belum ada persetujuan bersama karena sel-sel tersebut tidak memiliki penanda histokimia dan ultrastruktural yang spesifik. Saat ini meskipun ‘limfosit’ pada literatur imunologi digolongkan sebagai kelompok sel-sel yang secara fungsional heterogen, beberapa limfosit merupakan thymus dependent (sel T) dan yang lainnya merupakan anggota kelompok sel B. Karakter morfologi untuk membedakan antara “lymphocytoid” dengan limfosit T ataupun plasmasitoid dengan limfosit B belum jelas. Sel-sel yang berperan dalam ekspresi imunitas selular disebut sel T sedangkan sel-sel limfoid yang mensintesis dan mensekresikan antibodi humoral adalah sel B.

7. Bagaimanakan kooperasi antara sel-T, sel-B, dan makrofag pada respons imun humoral itu?


Antigen yang masuk ke dalam tubuh akan mengaktifkan sel B. Jika antigen dapat langsung dikenali oleh sel B, maka sel B akan berkembang menjadi sel plasma yang akan mensintesis antibodi untuk mendegradasi antigen. Selain menjadi sel plasma, sel B juga akan berdiferensiasi menjadi sel B memori yang berfungsi sebagai memori jika tubuh terinfeksi oleh antigen yang sama untuk kedua kalinya.

Sel T sitotoksik yang teraktivasi oleh antigen akan berikatan dengan antigen dan akan melisiskan sel yang terinfeksi, kemudian akan berkembang menjadi sel T memori. Pada antigen sel T dependen, antigen difagositosis menjadi makrofag yang nantinya berperan sebagai APC (Antigen Presenting Cell). Kemudian makrofag tersebut dipresentasikan kepada T helper, sel T helper tersebut memberi tahu sel B sehinga sel B berdiferensiasi dan terbentuklah antibodi.

Health-Related Quality of Life of Patients with HPV-Related Cancers in Indonesia Didik Setiawan, PhD1,2,*, Arrum Dusaļ¬tri, BPharm2, Gi...